Festival Boluo Dan di Guangzhou: Perayaan Budaya Bahari Berusia Milenium
Akar Sejarah: Dari Ibadah Kekaisaran hingga Tradisi Komunitas
Festival Boluo Dan, juga dikenal sebagai Hari Lahir Dewa Laut Cina Selatan, menelusuri asal-usulnya hingga pemujaan kuno Zhulong (Dewa Api dan Dewa Laut Cina Selatan) di Kuil Dewa Nanhai di Guangzhou. Dibangun di 594 IKLAN pada masa Dinasti Sui, kuil ini menjadi pusat upacara tahunan untuk menghormati dewa laut, diyakini melindungi perdagangan maritim dan memastikan hasil panen yang melimpah. Oleh Dinasti Song, festival tersebut telah berkembang menjadi perayaan rakyat yang megah, menarik peziarah dari seluruh Delta Sungai Mutiara dan Asia Tenggara.
Istilah “Boluo Dan” menggabungkan “Boluo” (nama lokal untuk candi tersebut, berasal dari legenda tentang utusan India yang menanam菠萝树 pohon Boluo dekat kuil) and “Dan” (hari ulang tahun). Secara historis, festival ini melambangkan persatuan antara manusia dan lautan, mencerminkan identitas Guangzhou sebagai kota pelabuhan. Meskipun ada gangguan pada masa pendudukan Jepang di 1938 dan reformasi pertanahan di 1953, tradisi dihidupkan kembali 1991, mendapatkan pengakuan nasional sebagai warisan budaya takbenda di 2011.
Kegiatan inti: Ritual, Pertunjukan, dan Obligasi Komunitas
Penghormatan Lima Putra kepada Raja
Puncak dari festival ini adalah “Wu Zi Chao Wang” (Penghormatan Lima Putra), di mana lima desa di dekat Kuil Nanhai memamerkan patung putra dewa laut—Da An, Yuan An, Shi An, Chang An, dan Zu An—ke kuil pada hari ke-13 bulan kedua lunar (hari ulang tahun dewa). Setiap patung, mengenakan jubah yang cerah, dibawa dengan tandu diiringi tarian naga, parade singa, dan petasan. Prosesi ini berpuncak pada ritual dimana penduduk desa mempersembahkan nasi, buah, dan dupa, melambangkan rasa syukur atas perlindungan Tuhan.
Perayaan Maritim dan Kesenian Rakyat
Sebagai kota pesisir, Guangzhou memasukkan ritual bertema air ke dalam festivalnya. Perahu-perahu yang dihiasi spanduk sutra dan lentera berlayar di sepanjang Sungai Mutiara, menghidupkan kembali ziarah maritim kuno. Di darat, panggung pemain Piao Se (warna mengambang), sebuah bentuk seni berusia 400 tahun di mana anak-anak yang digantung pada bingkai logam memerankan adegan-adegan dari mitologi, kostum mereka berkilauan di bawah sinar matahari. Sementara itu,Opera Kanton Opera Kanton rombongan menampilkan kutipan dari Legenda Dewa Laut Cina Selatan, Dan Tarian Singa tim bersaing dalam tampilan akrobatik, memadukan seni bela diri dengan humor.
Tradisi Kuliner dan Kerajinan Tangan
Makanan memainkan peranan penting dalam membina ikatan komunitas. Keluarga berkumpul untuk membuat Boluozong (siomay ketan dibungkus daun pisang), diisi dengan daging babi, kastanye, dan kuning telur asin. Pangsit ini, pernah ditukarkan sebagai hadiah, sekarang melambangkan persatuan. Item ikonik lainnya adalah Boluo Ji (Ayam Boluo), patung tanah liat yang melambangkan kemakmuran. Legenda menyatakan bahwa salah satunya 3,600 ayam yang dibuat setiap tahunnya akan berkokok pada tengah malam, membawa keberuntungan bagi pemiliknya. Pengrajin juga menjual Boluo Fu (pesona) dan kipas yang dilukis dengan tangan yang menggambarkan dewa laut.
Signifikansi Budaya: Menjembatani Masa Lalu dan Sekarang
Ziarah Yang Lebih Kuat Dari Tahun Baru
Untuk penduduk setempat di 15 desa di sekitar kuil, Boluo Dan lebih penting daripada Tahun Baru Imlek. Banyak orang Tionghoa dan migran perantauan yang kembali khusus untuk acara ini, memprioritaskannya di atas festival lainnya. Ungkapan “Boluo Dan lebih mendesak daripada Tahun Baru” menggarisbawahi perannya dalam memperkuat ikatan kekeluargaan dan budaya. Sesepuh membagikan Boluozong kepada kerabat, sementara generasi muda berpartisipasi ritual perjodohan—Sebuah tradisi di mana para lajang berdoa memohon cinta di bawah kuil kuno Pohon Phoenix, diyakini dapat mengabulkan keinginan.
Kebangkitan Modern dan Daya Tarik Global
Sejak 2005, pemerintah Guangzhou telah mengubah Boluo Dan menjadi acara wisata budaya, menarik 190,000 pengunjung setiap tahunnya. Zona interaktif di kuil menampilkan lokakarya Riasan opera Kanton Dan Piao Se desain mekanisme. Kampanye media sosial dan film dokumenter sejenisnya Sutra Awan Bumi (2025) telah memperkenalkan festival ini kepada khalayak global, sementara kolaborasi dengan seniman internasional mengeksplorasi desain hybrid, seperti Boluo Ji patung-patung yang dipadukan dengan elemen cetakan 3D.
Inspirasi Akademik dan Artistik
Festival ini telah menginspirasi sastra dan seni selama berabad-abad. Lebih 200 puisi, termasuk karya Su Dongpo, merayakan pemandangan matahari terbit di kuil. Seniman modern menafsirkan kembali tema-tema ini melalui instalasi seperti Suara Ombak, pameran digital yang memetakan lanskap akustik festival. Universitas juga menawarkan kursus tentang cerita rakyat maritim, memastikan pelestarian tradisi akademis.
Warisan Hidup
Festival Boluo Dan di Guangzhou bukanlah sebuah peninggalan melainkan sebuah perayaan dinamis atas warisan maritim. Dari asal usul kekaisaran hingga penemuan kembali modern, acara ini melambangkan ketahanan dan kreativitas kota. Saat penari melompat Piao Se platform dan orang banyak bersorak untuk perahu naga, festival ini terus menyatukan sejarah, masyarakat, dan inovasi—sebuah bukti semangat budaya Guangzhou yang abadi.






